Oleh : Yaya Sunaryo
Praktisi Pendidikan
Kontributor BANREHI
Sereh atau serai (Cymbopogon citratus) merupakan salah satu jenis tanaman rempah-rempah yang telah lama menjadi bagian integral dari tradisi kuliner dan pengobatan di Indonesia. Aromanya yang khas serta rasa yang segar menjadikannya bahan penting dalam berbagai masakan Nusantara, mulai dari soto, rendang, hingga wedang jahe. Namun, pemanfaatan sereh tidak berhenti di dapur saja. Tanaman ini juga digunakan secara luas dalam pengobatan tradisional, aromaterapi, hingga industri kecantikan. Tidak mengherankan apabila permintaan terhadap sereh dari Indonesia terus meningkat di pasar internasional, menjadikannya salah satu komoditas ekspor unggulan sektor pertanian Indonesia.

Infografis Manfaat Sereh
Indonesia sendiri memiliki potensi yang sangat besar dalam hal produksi sereh. Faktor geografis dan iklim tropis yang dimiliki Indonesia menjadi keunggulan utama dalam membudidayakan tanaman ini secara luas dan berkelanjutan. Sebagai salah satu produsen sereh terbesar di dunia, Indonesia telah berhasil menembus pasar ekspor tidak hanya di kawasan Asia Tenggara seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand, tetapi juga di negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Australia, dan sejumlah negara di Eropa.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan peningkatan signifikan dalam volume dan nilai ekspor sereh Indonesia. Pada tahun 2019, Indonesia berhasil mengekspor sekitar 2.988 ton sereh dengan nilai mencapai 4,57 juta dolar Amerika Serikat. Angka ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang mencatat volume ekspor sebesar 2.267 ton dengan nilai sekitar 3,52 juta dolar. Peningkatan ini menjadi indikator penting bahwa produk sereh Indonesia semakin diterima di pasar global karena kualitasnya yang terjaga.
Sereh yang banyak dibudidayakan di Indonesia umumnya berasal dari varietas sereh dapur atau Cymbopogon citratus. Tanaman ini tumbuh optimal pada ketinggian antara 100 hingga 400 meter di atas permukaan laut. Sereh dapur memiliki ciri-ciri morfologis yang khas, seperti akar serabut dengan rimpang pendek, batang yang tumbuh bergerombol, serta daun yang panjang dan kasar menyerupai daun ilalang. Daunnya dapat mencapai panjang 50 hingga 100 sentimeter, dengan lebar sekitar 2 sentimeter dan tekstur halus di bagian permukaan serta bawah daun (Sastrapradja, 1978). Karakteristik inilah yang membuat sereh Indonesia dikenal memiliki kualitas prima, baik untuk kebutuhan kuliner maupun industri ekstraksi minyak atsiri.
Penting untuk dicatat bahwa ekspor sereh tidak hanya menguntungkan negara tujuan ekspor, melainkan juga memberikan dampak positif yang nyata bagi perekonomian domestik, khususnya bagi para petani sereh di daerah pedesaan. Peningkatan permintaan global terhadap sereh membuka peluang besar untuk meningkatkan pendapatan petani serta menggerakkan roda ekonomi lokal. Dalam jangka panjang, ekspor sereh dapat menjadi instrumen penting dalam mengurangi angka kemiskinan di pedesaan melalui penciptaan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Selain memberikan dampak ekonomi, tren ekspor sereh juga mencerminkan semakin tingginya kesadaran masyarakat global terhadap pentingnya bahan-bahan alami dan organik. Minyak sereh, yang diekstraksi dari batang dan daun tanaman ini, banyak digunakan sebagai bahan dasar dalam produk-produk aromaterapi, sabun, losion, dan minyak pijat. Kandungan utama seperti sitronelal dan geraniol memiliki efek antibakteri, antiinflamasi, serta menenangkan pikiran, menjadikan minyak sereh sangat populer di industri wellness dan kesehatan holistik.
Di sisi lain, tantangan tetap ada. Untuk menjaga keberlanjutan dan kualitas ekspor sereh, diperlukan perhatian serius terhadap aspek budidaya, pascapanen, dan standardisasi produk. Pemerintah dan pelaku industri perlu mendorong adopsi praktik pertanian berkelanjutan, pemberdayaan petani melalui pelatihan dan pendampingan, serta peningkatan teknologi pengolahan dan pengemasan agar produk sereh Indonesia mampu bersaing di pasar internasional yang semakin ketat.
Dengan melihat potensi besar yang dimiliki, sudah sepatutnya Indonesia memperkuat posisinya sebagai pemimpin pasar sereh dunia. Dukungan dari semua pemangku kepentingan—pemerintah, swasta, akademisi, dan masyarakat—akan menjadi kunci dalam menjadikan sereh bukan hanya komoditas ekspor unggulan, tetapi juga simbol keberhasilan sektor pertanian Indonesia dalam menghadirkan produk lokal berkualitas global.(*)
0 Comments