Oleh : Yaya Sunaryo
Editor: Ryo Disastro
Melati (Jasminum sambac) bukanlah bunga biasa. Berada dalam keluarga Oleaceae dan termasuk dalam kelas Magnoliopsida-Dicotyledons, tanaman ini tumbuh subur di kawasan tropis dan subtropis, khususnya di daerah Asia Selatan dan Tenggara. Sekilas, melati memang memikat dengan aroma khas dan warna bunga yang seputih salju. Namun, di balik keelokannya, tersimpan berbagai nilai ilmiah, nilai budaya, dan nilai ekonomi yang menjadikannya salah satu tanaman dengan daya tarik paling istimewa bagi Indonesia.
Kandungan Kimia dan Khasiat Melati

Melati (Jasminum sambac)
Bunga dan daun melati kaya akan berbagai senyawa aktif seperti alkaloid, glikosida, saponin, terpenoid, dan flavonoid, yang membuat tanaman ini kerap digunakan sebagai bahan penelitian untuk mengungkap berbagai aktivitas farmakologinya. Berabad-abad lamanya, melati digunakan sebagai tanaman obat tradisional untuk meredakan berbagai keluhan, mulai dari kudis, asma, bisul, hingga nyeri sendi. Seperti yang dijelaskan oleh Chopra et al. (1982) dalam Glossary of Indian Medicinal Plants, melati termasuk tanaman dengan nilai terapeutik tinggi, digunakan secara luas dalam pengobatan Ayurveda dan pengobatan tradisional lainnya.
> “Bunga dan daun dari tanaman ini memiliki efek farmakologis yang signifikan dan digunakan dalam berbagai ramuan obat untuk berbagai penyakit,” — Chopra et al., 1982.
Melati dalam Jejak Sejarah dan Budaya
Penggunaan bunga melati sebagai simbol dan tanaman obat di Indonesia dapat ditelusuri jauh ke masa lalu. Salah satu bukti nyata terlihat dari relief di Candi Plaosan, Yogyakarta, yang dibangun pada abad ke-9. Relief ini memuat gambaran bunga melati yang digunakan dalam ritual dan persembahan keagamaan, menandakan bahwa bunga ini telah menghiasi perjalanan panjang peradaban dan kebudayaan Nusantara.
Saat ini, terdapat lebih dari 200 jenis bunga melati yang telah diidentifikasi oleh para ahli botani. Namun, hanya sekitar 9 jenis yang umum dibudidayakan sebagai tanaman hias, termasuk untuk kebutuhan religi, pengobatan, dan bisnis bunga potong. Berkat nilai-nilai ini, melati dikukuhkan sebagai salah satu bunga nasional Indonesia. Melalui Keputusan Presiden (Keppres) No. 4 Tahun 1993, bunga melati resmi dinyatakan sebagai “Puspa Bangsa”, bersama dengan bunga anggrek bulan (Puspa Pesona) dan bunga padma raksasa (Puspa Langka).
Melati sebagai Komoditas Ekonomi Berpotensi Besar
Selain nilai simbolis dan kultural, melati juga memiliki nilai ekonomi tinggi. Jawa Tengah, sebagai salah satu sentra produksi bunga melati di Indonesia, terus menunjukkan daya saingnya di pasar global. Selama empat bulan pertama tahun 2023, hingga bulan April, provinsi ini berhasil mengekspor 10,15 ton bunga melati dengan nilai transaksi menembus angka Rp568,92 miliar. Angka ini bukan hanya soal bisnis bunga biasa, tetapi bukti bahwa melati dapat tumbuh sebagai primadona ekspor dari sektor hortikultura Indonesia.
Bunga melati dari Jawa Tengah telah menjelajah berbagai negara sebagai komoditas premium, termasuk Thailand, Malaysia, Singapura, dan Arab Saudi. Hal ini menjadikan bunga ini bukan hanya simbol kebanggaan Indonesia, tetapi juga pilar ekonomi daerah dan nasional.
Seperti diungkapkan dalam laporan iNewsDemak.id (28 April 2023):
> “Komoditas hortikultura merupakan salah satu komoditas pertanian berpotensi ekspor cukup tinggi. Bunga melati termasuk salah satu komoditas unggulan ekspor dari sektor hortikultura yang dikenal sebagai ‘Puspa Bangsa’ hingga mancanegara.”
Kesimpulan
Bunga melati bukan hanya penghias pekarangan atau pelengkap acara adat semata. Ia tumbuh bersama nilai-nilai sejarah, kebudayaan, dan kesehatan masyarakat Indonesia. Lebih dari itu, melati juga membawa nilai ekonomi yang signifikan dan berpotensi terus tumbuh di panggung ekspor global.
Keberadaan bunga melati sebagai simbol “Puspa Bangsa” bukan hanya soal apresiasi estetika, tetapi juga soal bagaimana Indonesia dapat memanfaatkan nilai yang dikandung bunga ini untuk membawa kemakmuran bagi para petani dan pelaku usaha. Dalam konteks inilah bunga melati menjelma dari simbol kecantikan dan kesucian menjadi simbol daya saing dan kedaulatan ekonomi Indonesia di tingkat dunia.(*)
Referensi:
– Chopra, R. N., Nayar, S. L., & Chopra, I. C. (1982). Glossary of Indian Medicinal Plants. New Delhi: CSIR.
– iNewsDemak.id, (2023). “Bunga Melati dari Jawa Tengah: Komoditas Ekspor Berpotensi Tinggi” (diakses 28 April 2023).
– Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 4 Tahun 1993 tentang Satwa dan Bunga Nasional.
0 Comments