BUAH SIRSAK: MANFAAT KESEHATAN, POTENSI EKSPOR, DAN TEROBOSAN ILMIAH

by | May 12, 2025 | Artikel | 0 comments

Oleh : Yaya Sunaryo
Praktisi Pendidikan
Kontributor BANREHI

Buah sirsak (Annona muricata) kian mendapat tempat dalam wacana kesehatan masyarakat. Popularitasnya tak sekadar karena cita rasa manis-asam yang menyegarkan, melainkan karena kandungan nutrisinya yang beragam dan manfaat klinis yang mulai teruji secara ilmiah. Dalam lanskap tanaman tropis Indonesia, sirsak telah menjadi salah satu tanaman buah dan herbal yang tidak hanya dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi juga diolah menjadi berbagai produk kuliner seperti jus, es buah, puding, hingga menjadi bahan ramuan pengobatan tradisional.

Di balik rasanya yang khas, sirsak menyimpan kandungan gizi yang mengesankan. Berdasarkan Data Komposisi Pangan Indonesia, dalam setiap 100 gram buah sirsak terkandung:

* Air: 81,7 gram
* Energi: 65 kilokalori
* Protein: 1 gram
* Lemak: 0,3 gram
* Karbohidrat: 16,3 gram
* Serat: 3,2 gram
* Fosfor: 27 miligram
* Kalsium: 14 miligram
* Kalium: 298,9 miligram
* Vitamin C: 20 miligram

Buah sirsak (Annona muricata)

Nutrisi tersebut menjadikan buah sirsak sebagai salah satu sumber pangan fungsional, yakni makanan yang tidak hanya mengenyangkan tetapi juga memberikan manfaat kesehatan yang spesifik. Tidak hanya daging buahnya, daun, akar, dan batang sirsak juga dimanfaatkan dalam berbagai pengobatan tradisional, khususnya di Asia dan Amerika Latin.

Bukti Klinis Manfaat Buah Sirsak

Langkah penting dalam penguatan status sirsak sebagai tanaman berkhasiat ditempuh oleh dr. Haidar Alatas, SpPD-KGHL, FINASIM., seorang peneliti dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM). Dalam disertasinya untuk program doktoral, Haidar menjadi satu-satunya peneliti yang fokus pada buah sirsak (bukan daunnya), dalam pengujian terhadap penderita prehipertensi esensial dengan kadar asam urat tinggi-normal.

Penelitiannya dilakukan selama tiga bulan di Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, DIY. Hasilnya mengungkapkan sejumlah temuan penting:

1. Menurunkan Tekanan Darah: Buah sirsak diketahui mengandung senyawa fenolik dan alkaloid yang berfungsi sebagai agen antihipertensi. Senyawa ini bekerja dengan cara meningkatkan vasodilatasi dan menurunkan ketegangan pembuluh darah. Risiko seseorang mengalami tekanan darah tinggi tercatat 1,7 kali lebih besar pada mereka yang tidak mengonsumsi buah sirsak dibandingkan yang mengonsumsinya secara rutin.

2. Mengurangi Produksi Asam Urat: Pada subjek prehipertensi dengan kadar asam urat tinggi-normal, konsumsi buah sirsak mampu menurunkan kadar asam urat secara signifikan pada minggu ke-7 hingga ke-13 masa pengamatan. Hal ini membuka kemungkinan sirsak sebagai terapi pelengkap bagi penderita gout atau hiperurisemia ringan.

3. Meningkatkan Fungsi Ginjal: Dalam pengamatan terhadap pasien dengan gangguan fungsi ginjal ringan, konsumsi buah sirsak menunjukkan potensi dalam meningkatkan laju filtrasi glomerulus (GFR), sebuah indikator penting kesehatan ginjal.

4. Menurunkan Kolesterol dan Trigliserida: Bagi penderita hiperkolesterolemia dan hipertrigliseridemia, buah sirsak memberikan manfaat dalam menurunkan kadar lemak darah secara signifikan, menjadikannya potensial sebagai komponen diet untuk pencegahan penyakit kardiovaskular.

Menuju Pasar Dunia: Potensi Ekspor Herbal Tropis

Selain manfaat klinisnya, buah sirsak kini juga mulai menorehkan prestasi di pasar ekspor. Pada tahun 2021, Karantina Pertanian Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau, memfasilitasi ekspor perdana daun sirsak kering ke Jerman bersama dengan bunga kelor. Meski volumenya hanya 5,2 kilogram dengan nilai transaksi sekitar Rp530 ribu, hal ini menjadi simbol penting atas pengakuan pasar internasional terhadap nilai ekonomi tanaman herbal Indonesia (www.antaranews.com).

Kepala Karantina Pertanian Tanjungpinang, Raden Nurcahyo Nugroho, menyebut bahwa ekspor ini meskipun kecil, menandai pintu masuk produk herbal Indonesia ke pasar global. “Dengan segudang manfaatnya untuk kesehatan manusia, kami optimis komoditas pertanian ini memiliki potensi ekspor yang besar,” ujarnya. Ekspor ini dilakukan dari kawasan pertanian herbal di Toapaya, Kabupaten Bintan, yang mulai fokus pada budidaya tanaman-tanaman berkhasiat.

Catatan untuk Masa Depan

Manfaat buah sirsak yang terbukti secara ilmiah dan potensi ekspornya yang mulai terbuka lebar menunjukkan bahwa Indonesia sesungguhnya memiliki kekayaan hayati yang belum sepenuhnya digarap optimal. Dengan dukungan riset ilmiah dan pendekatan agribisnis yang terintegrasi, buah sirsak bisa menjadi produk unggulan tidak hanya di pasar domestik tetapi juga internasional.

Langkah yang ditempuh oleh dr. Haidar Alatas menjadi teladan penting tentang bagaimana pengembangan tanaman herbal harus disertai dengan pendekatan ilmiah dan klinis. Sementara itu, upaya pemerintah melalui karantina pertanian juga menegaskan bahwa sinergi antara ilmu pengetahuan dan kebijakan ekspor sangat penting dalam mengangkat martabat produk lokal ke kancah global. Buah sirsak adalah contoh sempurna dari “superfood” lokal yang tidak hanya menyehatkan, tetapi juga menjanjikan secara ekonomi.(*)

Related Posts

RESENSI BUKU: TANAMAN REMPAH DAN FITOFARMAKA

Penulis: Rusdi Evizal Penerbit: Lembaga Penelitian Universitas Lampung Jumlah halaman: xiv + 198 halaman Ukuran: 15,7 x 24 cm ISBN: 978-979-8510-68-7 Resensor: Irma Syuryani H. (Kontributor BANREHI) Kebangkitan Rempah Pascapandemi: Momentum Sejarah dan Kesadaran...

read more

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *