LENGKUAS YANG KAYA MANFAAT DAN POTENSI EKONOMI

by | Apr 28, 2025 | Artikel | 0 comments

Oleh : Yaya Sunaryo
Praktisi Pendidikan
Kontributor BANREHI

Indonesia dikenal sebagai negeri rempah-rempah, dan lengkuas (Alpinia galanga) adalah salah satu tanaman khas yang merepresentasikan kekayaan hayati Nusantara. Tumbuhan ini termasuk dalam keluarga Zingiberaceae—keluarga yang sama dengan jahe, kunyit, dan kencur. Lengkuas telah lama digunakan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia, mulai dari kebutuhan kuliner hingga pengobatan tradisional. Di balik rimpangnya yang keras dan aromanya yang khas, lengkuas menyimpan sejuta potensi yang belum seluruhnya tergali secara optimal.

Sebagai komoditas rempah, lengkuas memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Herdiani (2012) mencatat bahwa penggunaan lengkuas dalam industri mencapai lebih dari 1.000 ton per tahun. Ini mencakup berbagai sektor, mulai dari industri jamu, makanan dan minuman, hingga produk-produk berbasis kesehatan non-jamu. Tidak mengherankan jika lengkuas menjadi salah satu dari 15 jenis tanaman biofarmaka (TBF) prioritas nasional menurut Kementerian Pertanian (2023). Tanaman biofarmaka sendiri didefinisikan sebagai tanaman yang memiliki khasiat farmakologis dan digunakan sebagai bahan baku obat tradisional.

Secara geografis, lengkuas tumbuh subur di kawasan Asia Tenggara, dan Indonesia merupakan salah satu negara penghasil utama. Budidaya lengkuas tersebar luas di berbagai daerah, dengan Pulau Jawa sebagai pusat produksi terbesarnya—khususnya di wilayah Jawa Tengah. Selain itu, Pulau Sumatra dan Kalimantan juga menjadi daerah penghasil penting. Kelimpahan ini memberikan keuntungan kompetitif bagi Indonesia, terutama dalam konteks pengembangan industri herbal dan ekspor rempah.

VARIETAS DAN KHASIAT LENGKUAS
Terdapat dua varietas utama lengkuas yang dibedakan berdasarkan warna dan ukuran rimpangnya, yaitu lengkuas putih dan lengkuas merah. Lengkuas putih umumnya digunakan sebagai bumbu dapur untuk memperkuat cita rasa dan aroma masakan. Sementara itu, lengkuas merah lebih banyak dimanfaatkan untuk keperluan pengobatan tradisional.

Secara tradisional, lengkuas dikenal luas sebagai obat untuk berbagai keluhan kesehatan. Masyarakat telah lama memanfaatkannya sebagai obat sakit perut, pereda gatal, anti-jamur, anti-inflamasi, hingga pengobatan alergi dan diabetes. Khasiat ini tidak hanya merupakan pengetahuan turun-temurun, tetapi juga telah diteliti secara ilmiah. Menurut Darmawan (2013), lengkuas mengandung berbagai senyawa aktif seperti galanolakton dan 1,8-cineol yang tergolong dalam kelompok terpenoid. Senyawa-senyawa ini diketahui memiliki aktivitas biologis sebagai antioksidan, antiinflamasi, dan antibakteri.

Salah satu khasiat penting dari lengkuas adalah perannya sebagai immunomodulator, yaitu zat yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa konsumsi ekstrak lengkuas dapat membantu menurunkan tekanan darah tinggi dan meningkatkan kesuburan pada pria. Potensi ini membuka peluang besar bagi pengembangan produk-produk fitofarmaka (obat tradisional yang terbuat dari bahan alam) dan suplemen kesehatan berbasis bahan alam.

TANAMAN RIMPANG DAN PERAN STRATEGIS LENGKUAS
Dalam klasifikasi tanaman biofarmaka, lengkuas termasuk dalam kelompok tanaman rimpang bersama dengan jahe, kencur, kunyit, temulawak, temuireng, temukunci, dan lempuyang. Kelompok ini sangat strategis karena sebagian besar tanaman rimpang memiliki kandungan senyawa aktif yang tinggi serta memiliki nilai komersial yang menjanjikan.

Kontribusi Produksi Tanaman Biofarmaka Tahun 2023, buku atap hortikultura, kementrian Pertanian, 2023

Laporan Kementerian Pertanian menunjukkan bahwa lima tanaman biofarmaka dengan kontribusi terbesar terhadap total produksi nasional adalah jahe, kunyit, kapulaga, lengkuas, dan serai. Ini menandakan bahwa lengkuas tidak hanya penting dalam konteks rumah tangga, tetapi juga memegang peranan kunci dalam rantai pasok industri jamu dan makanan.

MENJAGA WARISAN REMPAH-REMPAH NUSANTARA
Melimpahnya sumber daya rempah di Indonesia tidak boleh membuat kita lengah. Sejarah mencatat bagaimana rempah-rempah Nusantara pernah menjadi rebutan negara-negara kolonial, yang akhirnya membawa bangsa kita dalam pusaran eksploitasi dan penjajahan. Ironisnya, kini ketika dunia kembali melirik kekuatan bahan alami, justru banyak masyarakat Indonesia yang beralih pada produk-produk berbahan kimia impor.

Inilah tantangan besar yang harus dihadapi: bagaimana menjaga kelestarian dan kedaulatan rempah-rempah Indonesia, termasuk lengkuas, agar tetap menjadi primadona dalam negeri dan mendunia. Budidaya, penelitian, serta pengembangan produk berbasis rempah perlu terus digalakkan dengan pendekatan berbasis teknologi dan ilmu pengetahuan. Selain itu, keterlibatan generasi muda dalam dunia pertanian herbal perlu didorong melalui edukasi, pelatihan, dan pembukaan akses pasar.

PENUTUP
Lengkuas bukan sekadar bumbu dapur, tetapi aset strategis bangsa yang sarat potensi. Dari dapur rumah tangga hingga laboratorium farmasi, dari pasar tradisional hingga pasar ekspor, lengkuas hadir sebagai simbol kekayaan hayati Indonesia. Maka sudah sepatutnya kita menjadikannya sebagai bagian dari strategi nasional dalam membangun industri berbasis alam yang berkelanjutan, berdaulat, dan berdaya saing global.(*)

Related Posts

SAMBILOTO: DIBURU DUNIA UNTUK VAKSIN

Oleh :Dr. Agus Rizal Dosen Universitas Mohammad Husni Thamrin Siapa sangka, tanaman pahit yang dulu hanya dikenal di halaman rumah kini menjadi rebutan dunia? Sambiloto (Andrographis paniculata), yang akrab dijuluki "King of Bitters", tengah naik kelas sebagai...

read more

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *